Biodata
Narasumber :
Nama : Kadek Wirahyuni,
S.Pd., M.Pd
Nama
Panggilan : Ira
Tanggal
lahir : Singaraja, 27 Mei 1987
Pasangan
dari : Made Suarja, S.S.Kar.,M.Si
Made Sriwati, S.Sn.,M.Si
Hobi
: Menyanyi, menari,
kegiatan – kegiatan sastra dan seni
Motto :
Keberhasilan tidak akan lengkap tanpa doa dan usaha. Teruslah berkarya !
Prestasi :
1. Juara
I Duta Bahasa tingkat Provinsi
2. Juara
Harapan II Duta Bahasa Tingkat Nasional
3. Juara
I Lomba Pidato Bahasa Bali Tingkat Provinsi
4. Juara
I Lomba Pidato Bahasa Indonesia Tingkat Kabupaten
5. Juara
I Lomba Pidato Bahasa Inggris Tingkat Kabupaten
6. Juara
I Lomba Dharma Wacana Tingkat Provinsi Bali
7. Juara
I lomba Debat se – kabupaten Buleleng
8. Team
pencerah bahasa
Manusia sebagai makhluk
sosial tidak lepas dari kebutuhan untuk berinteraksi dengan manusia lainnya.
Tetapi untuk berinteraksi antara satu dengan lainnya, manusia membutuhkan suatu
alat komunikasi baik itu dalam bentuk lisan maupun tulisan. Bahasa merupakan
salah satu contoh alat interaksi yang dominan digunakan manusia. Bahasa menjadi
sangat penting dalam kehidupan manusia karena bahasa dapat mengkomunikasikan
berbagai hal yang abstrak termasuk pemikiran dan ide-ide.
Saat ini, bahasa yang
digunakan dalam pergaulan menjadi semakin beragam. Termasuk juga dalam
pergaulan remaja Indonesia, bahasa yang digunakan sangat beragam, mulai dari
bahasa daerah, bahasa asing, dan Bahasa Indonesia. Namun yang sering digunakan
remaja adalah bahasa Indonesia yang tidak sesuai dengan kaidah Bahasa
Indonesia. Sering kali, mereka lebih senang menggunakan bahasa yang lazim
digunakan namun sebenarnya tidak sesuai dengan Bahasa Indonesia yang baik dan
benar.
Bagaimana mengubah
perilaku tersebut? Berikut wawancara dengan Kadek Wirahyuni, S.Pd., M.Pd, selaku
dosen pengajar Bahasa Indonesia di Sekolah Tinggi Bahasa Asing (STIBA) Hita
Widya Singaraja.
1.
Bagaimana pendapat ibu
tentang gaya bahasa di kalangan anak remaja saat ini ?
Kalangan
remaja saat ini dalam pergaulan lebih dominan menggunakan bahasa gaul yang
tidak sesuai dengan Bahasa Indonesia yang baik dan benar. Wajar saja, karena
bahasa gaul sudah menjadi konvesional. Buktinya ada kamus bahasa gaul yang
sudah menjadi bahasa resmi pergaulan. Diciptakan oleh Deby Sehertian. Sebenarnya,
bahasa gaul tidak semuanya salah. Keberadaannya juga dapat memperkaya bahasa
khasanah bahasa negeri kita. Hanya saja, sisi negatifnya, mereka jadi terbiasa
dengan bahasa gaul yang digunakan. Bahasa yang lazim malah tidak dipelajari
atau kurang diminati.
2. Menurut
ibu, apa penyebab penyalahgunaan bahasa pada kalangan anak remaja saat ini ?
Penyebab
penyalahgunaan bahasa, karena kurangnya mediasi yang menumbuhkan minat remaja
untuk mempelajari bahasa Indonesia yang benar. Selain itu, adanya pengaruh
bahasa gaul, adaptasi bahasa asing, dan kurangnya motivasi untuk membaca buku -
buku bacaan menjadi faktor pendorong terjadinya penyalahgunaan bahasa. Mereka
lebih senang membaca lewat internet yang belum tentu kaidahnya benar daripada
buku-buku bacaan dengan tata bahasa yang baik.
3. Apa
dampak yang terjadi jika salah dalam menggunakan bahasa ?
Dampaknya
yaitu identitas Bahasa Indonesia kita menjadi pudar. Jika kita melazimkan
bahasa yang salah maka akan menjadi suatu kebiasaan yang sulit untuk diubah.
Ketika membuat karya tulis, bahasa yang digunakan bisa jadi tidak baku.
Buktinya ketika ujian nasional hampir tidak ada yang pernah mendapat nilai
sempurna dalam ujian Bahasa Indonesia atau ulangan umum, banyak sekali siswa
yang tidak tepat menggunakan EYD ketika diminta mengarang, atau saat menjawab
pertanyaan , masih banyak siswa yang menggunakan bahasa yang biasa di dengar,
bukan bahasa yang lazim.
4. Bagaimana
penggunaan bahasa yang baik dan benar ?
Bahasa
yang baik adalah bahasa yang situasional, sesuai dengan situasi penutur dan
petutur dengan siapa kita berbicara,
dimana tempatnya, dan dalam situasi yang bagaimana. Sedangkan bahasa yang benar
itu adalah bahasa yang sesuai tata aturan bahasa Indonesia.
5. Bagaimana
cara mendidik generasi muda agar terbiasa
berbahasa yang baik dan benar ?
Dengan
meminta tulisan atau karya tulis dan membiasakan mereka menulis serta
mengkoreksi kebenarannya, lalu mereka mengadakan evaluasi sehingga mereka
terbiasa dengan tulisan yang benar. Guru dan media juga sangat berperan penting
menjaga indentitas bahasa Indonesia. Guru dapat mengajak siswa bermain kata,
media bisa mempromosikan bahasa yang baik dan benar melalui iklan-iklan yang
menarik atau perlombaan cepat tepat atau cerdas cermat bahasa Indonesia.
6. Apa
harapan Ibu ke depannya agar tidak terjadi penyalahgunaan bahasa ?
Harapan
ibu, generasi muda mau menjaga bahasa Indonesia dan menggunakannya dengan
bangga. Dengan demikian secara tidak langsung kita turut mengisi kemerdekaan
dan menjaga kebanggaan Negara kita ini. Bukan berarti menyampingkan bahasa gaul
atau bahasa asing, tapi kita harus bijaksana menggunakan bahasa-bahasa
tersebut. Dan jangan terlena menggunakannya sampai meremehkan bahasa persatuan
kita, yakni bahasa Indonesia.
(PU)