Rabu, 02 Oktober 2013

Laporan Khusus tim MAHAPATI - Lomba Majalah Kampus UNDIKSHA 2013


Office Boy, Try Out, Mid Semester, adalah perwakilan dari kekayaan bahasa yang berkembang dengan baik di Indonesia. Sayangnya, kekayaan itu bukan milik sendiri. Adalah bahasa asing yang dianggap keren dan lebih dimengerti mulai merajai dunia bahasa di Indonesia. Akankah kita duduk manis dan terdiam melihat ancaman terselubung itu ?



Tidak dapat disangkal lagi jika bahasa merupakan suatu alat yang sangat dibutuhkan dalam setiap aktivitas komunikasi. Bahasa yang baik adalah bahasa yang mudah dimengerti agar komunikasi yang terjalin tidak terjadi kesalahpahaman yang menimbulkan perbedaan persepsi.

Setiap bangsa mempunyai suatu bahasa tersendiri yang digunakan oleh setiap komponen masyarakatnya. Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai bahasa nya sendiri. Namun  tidak jarang bahasa suatu bangsa dinodai oleh bahasa-bahasa lain seperti misalnya bahasa Indonesia yang banyak terkontaminasi bahasa lain khususnya bahasa internasional seperti bahasa Inggris.


Ditengah era globalisasi sangat jarang ditemukan masyarakat yang menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar. Terlebih lagi generasi muda zaman ini yang sangat jarang di temukan menggunakan Bahasa Indonesia. Jika bukan masyarakat Indonesia yang membudayakan berbicara yang baik dan benar maka Bahasa ibu pertiwi terancam ditinggalkan.


Salah satu ancaman terbesar bagi keberadaan bahasa Indonesia adalah serbuan istilah-istilah asing ke dalam kosa kata Bahasa Indonesia. Situasi ini tidak dapat dihindari seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang memicu munculnya hal-hal baru yang tidak ada istilah penyebutannya dalam Bahasa Indonesia. Istilah-istilah semacam internet, browsing, dan access, misalnya, tidak memiliki padanan dalam Bahasa Indonesia. Begitu pula, pemakaian istilah "pelayan kantor" yang kini nyaris hilang karena orang lebih suka menyebut "office boy" atau "OB". Bahkan, di dunia pendidikan pun ada penggusuran kosakata atau istilah Indonesia asli. "Try out" dan "mid semester" adalah contoh dua istilah yang sebenarnya masih sangat terwakili oleh istilah "uji coba" dan "ujian tengah semester”.  Oleh karena itu, mau tidak mau kita harus meminjam istilah-istilah asing tersebut untuk dipakai dalam Bahasa Indonesia. Jika istilah yang dipinjam hanya beberapa saja mungkin tidak menjadi masalah. Namun apabila jumlahnya sudah terlalu banyak tentu akan mengaburkan identitas Bahasa Indonesia sebagai bahasa yang mandiri.


Sudah sepantasnya generasi muda membudayakan bahasa bangsa ini. Jika bukan masyarakatnya sendiri yang menghargai bahasa bangsa, siapa lagi?

(tami)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar